Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Contoh Soal PPh 23 pada Jasa Konstruksi

Contoh Soal PPh 23 pada Jasa Konstruksi

<a href="https://www.civilengineerdwg.com/"><img src="Contoh Soal PPh 23 pada Jasa Konstruksi.jpg" alt="PPh 23 Jasa Konstruksi"></a>

Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh 23) adalah salah satu jenis pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh wajib pajak yang tidak memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) atau wajib pajak yang memiliki NPWP tetapi dalam keadaan tertentu. PPh 23 dikenakan atas berbagai jenis penghasilan, termasuk penghasilan yang diterima oleh perusahaan jasa konstruksi.

Perusahaan jasa konstruksi merupakan entitas yang bergerak di bidang konstruksi bangunan, baik itu gedung, jalan, jembatan, infrastruktur, atau proyek-proyek konstruksi lainnya. Pada umumnya, perusahaan jasa konstruksi akan menghasilkan pendapatan dari kontrak-kontrak proyek yang mereka kerjakan. PPh 23 dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh oleh perusahaan jasa konstruksi dari kontrak-kontrak tersebut.

Menghitung Besarnya PPh 23

Untuk menghitung besarnya PPh 23 yang harus dibayarkan oleh perusahaan jasa konstruksi, kita perlu menggunakan rumus berikut:

  • PPh 23 = Penghasilan Kena Pajak x Tarif PPh 23

Penghasilan Kena Pajak pada perusahaan jasa konstruksi dihitung berdasarkan penghasilan bruto atau pendapatan sebelum dikurangi dengan beban atau biaya yang dapat dikurangkan sesuai ketentuan peraturan perpajakan.

Perusahaan jasa konstruksi diharuskan untuk menyimpan dan melaporkan pembayaran PPh 23 kepada Direktorat Jenderal Pajak melalui Surat Pemberitahuan (SPT) PPh 23 setiap bulan. Jumlah PPh 23 yang harus dibayarkan juga harus dilunasi dalam waktu yang telah ditentukan.

PPh 23 pada jasa konstruksi merupakan kewajiban yang harus dipatuhi oleh perusahaan-perusahaan di sektor ini. Penting bagi perusahaan jasa konstruksi untuk memahami peraturan perpajakan yang berlaku serta melakukan perhitungan dengan cermat agar terhindar dari masalah hukum dan sanksi administrasi yang mungkin timbul akibat ketidakpatuhan terhadap kewajiban perpajakan.

Perlu diingat bahwa contoh soal PPh 23 pada jasa konstruksi yang telah disebutkan di atas hanya bersifat ilustratif. Untuk mendapatkan perhitungan yang akurat dan tepat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, disarankan untuk mengonsultasikan kepada konsultan pajak atau ahli perpajakan yang berkompeten.

Contoh Soal PPh 23 terhadap Jasa Konstruksi

Berikut ini adalah beberapa contoh soal PPh 23 pada jasa konstruksi yang mungkin dapat memberikan gambaran mengenai penerapan perhitungan PPh 23:

1. PT Konstruksi Mandiri menjalankan proyek pembangunan jalan tol dengan total nilai kontrak sebesar Rp 10 miliar. Hitunglah besarnya PPh 23 yang harus dibayarkan oleh PT Konstruksi Mandiri jika tarif PPh 23 yang berlaku adalah 2%.

Jawaban:
  • Penghasilan Kena Pajak = Rp 10 miliar
  • Tarif PPh 23 = 2%

PPh 23 = Penghasilan Kena Pajak x Tarif PPh 23
PPh 23 = Rp 10 miliar x 2% = Rp 200 juta

Jadi, PT Konstruksi Mandiri harus membayar PPh 23 sebesar Rp 200 juta.

2. CV Bangun Sejahtera memiliki penghasilan dari kontrak proyek gedung sebesar Rp 50 juta. CV Bangun Sejahtera belum memiliki NPWP. Berapa besar PPh 23 yang harus dibayarkan oleh CV Bangun Sejahtera jika tarif PPh 23 yang berlaku adalah 4%?

Jawaban:
  • Penghasilan Kena Pajak = Rp 50 juta
  • Tarif PPh 23 = 4%

PPh 23 = Penghasilan Kena Pajak x Tarif PPh 23
PPh 23 = Rp 50 juta x 4% = Rp 2 juta

Jadi, CV Bangun Sejahtera harus membayar PPh 23 sebesar Rp 2 juta.

3. PT Konstruksi Jaya Abadi telah memiliki NPWP dan menjalankan proyek pembangunan jembatan dengan total nilai kontrak sebesar Rp 25 miliar. Berapakah jumlah PPh 23 yang harus dibayarkan oleh PT Konstruksi Jaya Abadi jika tarif PPh 23 yang berlaku adalah 3%?

Jawaban:
  • Penghasilan Kena Pajak = Rp 25 miliar
  • Tarif PPh 23 = 3%

PPh 23 = Penghasilan Kena Pajak x Tarif PPh 23
PPh 23 = Rp 25 miliar x 3% = Rp 750 juta

Jadi, PT Konstruksi Jaya Abadi harus membayar PPh 23 sebesar Rp 750 juta.

Catatan: Perhitungan di atas hanya bersifat ilustratif dan dapat berbeda dalam situasi nyata. Sebaiknya, untuk mendapatkan perhitungan yang akurat, disarankan untuk mengonsultasikan kepada konsultan pajak atau ahli perpajakan yang berkompeten.
Sikap Ginting
Sikap Ginting I am a civil engineering professional with expertise in planning, design, and construction. I have a deep knowledge of structural analysis, soil mechanics, and construction materials. Committed to delivering innovative, safe, and sustainable solutions in infrastructure projects.

Post a Comment for "Contoh Soal PPh 23 pada Jasa Konstruksi"